Sabtu, 10 Maret 2012

Hidup Itu Pilihan!!


Percaya tidak, bahwa sebenarnya tidak ada yang namanya "terpaksa", tidak ada juga yang namanya "nasib buruk", tidak ada sebutan "tidak beruntung", tidak ada seharusnya kalimat "inilah nasibku" - TIDAK ADA! Yang ada adalah (mungkin) kita memilih untuk menjadi "terpaksa", kita menyebut diri kita mengalami "nasib buruk", kita mengeluh karena merasa diri "kurang beruntung", dan barangkali juga kita pasrah dengan keadaan kita dan menyebutnya "nasib".

Ada kisah nyata yang sangat menarik ... puluhan tahun silam. Tepatnya, pada tgl 23 Juni 1940, lahirlah bayi prematur yang diberi nama Wilma Rudolph, dengan berat hanya 4.5 pon. Bayi ini terlahir di keluarga kulit hitam yang bukan saja dipandang rendah oleh lingkungan masyarakat pada waktu itu - terutama yang berkulit putih, tetapi dia juga berasal dari keluarga miskin - bahkan bisa dibilang melarat, akibat ekonomi yang sedang memburuk (lihatlah ... betapa "tidak beruntungnya" si bayi bukan?).

Setelah si bayi selamat dari masa-masa kritis usia kelahiran prematur, setiap bulan dan tahun-tahun berikutnya, si ibu harus berjuang membantu bayinya bertahan hidup dari berbagai serangan sakit-penyakit, mulai dari campak, gondok, jengkering, cacar air, paru, dsb. Bahkan si ibu terpaksa melarikan anaknya ke dokter saat diketahuinya bahwa kaki anaknya yang sebelah kiri menjadi lemah dan tidak keruan bentuknya.

Di tengah kebingungan si ibu ... dokter dengan mantap menegaskan bahwa si anak yang "kurang beruntung" ini harus menerima "nasib"nya sebagai salah satu korban penyakit POLIO yang belum ada obatnya. Dokter mengatakan bahwa anak ini tidak akan bisa disembuhkan, dan tidak akan pernah bisa berjalan.

Si ibu, anehnya, tidak mau begitu saja mau menerima vonis dari dokter. Si ibu MEMILIH dan MEMUTUSKAN untuk mencari jalan keluar bagi masalah yang sedang dihadapi oleh buah hatinya yang mungil tsb. Si ibu akhirnya menemukan sebuah tempat, yaitu RS Meharry, sebuah kampus kedokteran untuk warga kulit hitam di Fisk University di Nsahville. Meskipun si ibu harus menempuh jarak 50 mil untuk menuju RS tsb, hal itu dijalaninya dengan tekun, 2 kali seminggu, selama 4 tahun ... masa-masa sulit itu dijalaninya dengan penuh ketekunan dan pengharapan. Hingga akhirnya si anak dapat belajar berjalan dengan bantuan alat penyanggah kaki dari logam.

Tidak berhenti di sini ... si ibu akhirnya juga belajar bagaimana melanjutkan terapi bagi anaknya di rumah - dikerjakannya terus dengan setia hingga akhirnya, pada saat si anak berusia 12 tahun, ... anak ini, yang tadinya DIVONIS cacat seumur hidup, tidak bisa jalan, lumpuh, sekarang BISA BERJALAN NORMAL ... tanpa alat bantu apa pun.

Rupanya, keuletan dan kegigihan sang ibu, menginspirasi si anak untuk melanjutkan perjuangan hidupnya.

Sekarang, giliran si anak untuk MEMILIH dan MENGAMBIL KEPUTUSAN penting dalam hidupnya.
Kali ini, si anak MEMILIH untuk menjadi seorang atlit :-) .... luar biasa bukan? dari seorang bayi prematur, balita polio, anak cacat, sekarang bercita-cita menjadi atlit - benar-benar "mustahil" menurut ukuran manusia pada umumnya.

Tetapi itulah faktanya ... bahwa sebenarnya hidup ini adalah soal PILIHAN, bukan "nasib".

Semasa remajanya, di sekolah menengah, gadis ini menjadi bintang pemain basket, bahkan sempat memecahkan rekor di negara bagiannya. Lalu ia ganti haluan dengan menjadi seorang pelari. Di usianya yang ke-16 gadis ini sudah berhasil mengikuti Olimpiade dan berhasil meraih medali perunggu. Itu belum
seberapa .... Saat Olimpiade di Roma, th 1960, gadis ini menjadi atlit wanita Amerika pertama yang memenangkan 3 medali emas sekaligus (yaitu di lari 100m, 200m, dan estafet 400m).

Bayangkan ... anak polio jadi atlit pelari? ... menang olimpiade lagi, mana mungkin???

Kenyataannya, tidak ada yang tidak mungkin. Semua itu adalah hasil dari PILIHAN HIDUP.

Tidak ada "nasib buruk", tidak ada "terpaksa", tidak ada sebutan "tidak beruntung" ... yang ada adalah, bagaimana kita MEMILIH untuk bertindak atas kejadian / keadaan yang menimpa hidup kita. Memang, kita tidak bisa memilih apakah hal buruk atau hal baik yang menimpa hidup kita ... tetapi, kita bisa MEMILIH dan MENENTUKAN apa yang akan kita perbuat atas hal buruk atau hal baik yang terjadi dalam kehidupan kita.

Inilah saatnya kita belajar untuk MEMILIH ...
Adakah kita MEMILIH untuk "menyerah" terhadap keadaan sekarang, ataukah kita MEMILIH untuk BERJUANG dan terus MAJU dalam kehidupan ini.

Kisah gadis kecil di atas membuktikan kebenaran kalimat bijak yang sudah sering kita dengar:
Dimana ada KEINGINAN di situ ada JALAN

Apakah saat ini hidup kita sedang "mandeg"? - itu berarti kita sedang memilih untuk jadi "mandeg" :-)
Apakah saat ini hidup kita sedang "tertekan"? - itu berarti kita sedang memilih untuk menjadi "tertekan" :-)
Apakah saat ini hidup kita sedang "kosong"? - itu berati kita sendirilah yang memilih untuk jadi "kosong" :-)

JANGAN dilanjutkan ... PILIHLAH jalan lain !!!
Pilihlah untuk hidup yang terus maju dan berkembang.
Pilihlah untuk menjadi bebas, merdeka, dan bersemangat.
Pilihlah untuk hidup yang bukan saja penuh tapi juga berkelimpahan..

Demikian juga dengan kehidupan pelayanan kita ...
JANGAN mau melayani dalam suasana yang hambar, tawar, tanpa semangat, terpaksa, dan sejenisnya.
PILIHLAH untuk melayani dengan semangat, sukacita, berapi-api, berkobar, berkelimpahan, dan berkemenangan.

Ingat, segalanya dalam hidup ini adalah soal PILIHAN.
Pilihan apa yang akan kita ambil?


Gbu!
Dounald Lois.

Kamis, 08 Maret 2012

Kisah Anak Indian

Ada sebuah suku pada bangsa Indian yang memiliki cara yang unik untuk mendewasakan anak laki-laki dari suku mereka. Jika seorang anak laki-laki tersebut dianggap sudah cukup umur untuk di dewasakan, maka anak laki-laki tersebut akan di bawa pergi oleh seorang pria dewasa yang bukan sanak saudaranya, dengan mata tertutup.

Anak laki-laki tersebut dibawa jauh menuju hutan yang paling dalam. Ketika hari sudah menjadi sangat gelap, tutup mata anak tersebut akan dibuka, dan orang yang menghantarnya akan meninggalkannya sendirian. Ia akan dinyatakan lulus dan diterima sebagai pria dewasa dalam suku tersebut jika ia tidak berteriak atau menangis hingga malam berlalu.

Malam begitu pekat, bahkan sang anak itu tidak dapat melihat telapak tangannya sendiri, begitu gelap dan ia begitu ketakutan. Hutan tersebut mengeluarkan suara-suara yang begitu menyeramkan, auman serigala, bunyi dahan bergemerisik, dan ia semakin ketakutan, tetapi ia harus diam, ia tidak boleh berteriak atau menangis, ia harus berusaha agar ia lulus dalam ujian tersebut.

Satu detik bagaikan berjam-jam, satu jam bagaikan bertahun-tahun, ia tidak dapat melelapkan matanya sedetikpun, keringat ketakutan mengucur deras dari tubuhnya.

Cahaya pagi mulai tampak sedikit, ia begitu gembira, ia melihat sekelilingnya, dan kemudian ia menjadi begitu kaget, ketika ia mengetahui bahwa ayahnya berdiri tidak jauh dibelakang dirinya, dengan posisi siap menembakan anak panah, dengan golok terselip dipinggang, menjagai anaknya sepanjang malam, jikalau ada ular atau binatang buas lainnya, maka ia dengan segera akan melepaskan anak panahnya, sebelum binatang buas itu mendekati anaknya. sambil berdoa agar anaknya tidak berteriak atau menangis.

Dalam mengarungi kehidupan ini, sepertinya Tuhan "begitu kejam" melepaskan anak-anakNya kedalam dunia yang jahat ini. Terkadang kita tidak dapat melihat penyertaanNya, namun satu hal yang pasti Ia setia, Ia mengasihi kita, dan Ia selalu ada bagi kita..

"Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap" (Mazmur 121: 2-3)

Jesus Loves You and always be with You..
Bless You all my friend...